Bangkrut di Tengah Pandemi Covid-19, Peternak Bagikan Ribuan Ayam Gratis
Peternak ayam di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, membagikan ribuan ayam secara gratis, menyusul anjloknya harga ayam sejak pertengahan 2019 hingga saat ini.
Anjloknya harga diperparah dengan pandemi Covid-19.
Hal itu menyebabkan peternak bangkrut lantaran tidak mampu menutup biaya pakan dan operasional.
Pantauan Kompas.com di Pasar Dungus, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis (16/4/2020), sejumlah peternak mulai membagi-bagikan ayam.
Mengetahui bakal ada pembagian ayam gratis, warga sudah menunggu di area parkiran pasar.
Pembagian ayam gratis menjadikan situasi Pasar Dungus riuh. Total jumlah ayam yang dibagikan mencapai 2.000 ekor.
Setidaknya delapan mobil pikap dikerahkan mengangkut 2.000 ekor ayam broiler hidup.
Setelah mobil terparkir, ratusan warga berlari mendekat hingga berdesak-desakan berebut mengambil ayam.
Pengambilan ayam tidak dibatasi. Rata-rata warga mengambil dua hingga tiga ekor.
“Harga ayam hidup di kandang saat ini sangat hancur sampai kami tidak mampu membeli pakan. Harga saat ini sebesar Rp 6.000 per kilogram. Sementara harga pokok penjualan (HPP) sesuai peraturan menteri pertanian paling rendah Rp 17.000 per kilogram,” ujar Yusak Dwi Prasetyo, salah satu peternak ayam di Kabupaten Madiun, di sela-sela pembagian ayam gratis di Pasar Dungus, Kamis pagi.
Aksi bagi-bagi ayam gratis sebagai bentuk wujud keresahan peternak ayam yang tidak mampu lagi berpoduksi jika harga masih jauh di bawah standar.
Peternak lebih baik membagikan ayam itu gratis kepada masyarakat daripada membiarkan ribuan ayam mati kelaparan karena tidak diberi makan.
“Lebih baik kami bagikan ayam ini gratis kepada masyarakat agar bisa dinikmati,” ungkap Yusak.
Bila tidak ada perubahan harga dalam waktu dekat, peternak akan kembali membagikan ribuan ayam kepada masyarakat.
Saat ini peternak masih memiliki stok ratusan ribu ayam hidup.
Kerugian yang dialami peternak mencapai miliaran rupiah. Satu ekor ayam bisa merugi Rp 15.000.
Jatuhnya harga ayam terjadi setelah Lebaran tahun 2019.
Puncaknya, harga ayam hidup turun merosot jatuh hingga menembus harga Rp 6.000 per kilogramnya mulai awal Maret 2020.
“Kondisi itu menjadikan banyak peternak yang bangkrut dan gulung tikar di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tinggal sekarang giliran kami di Madiun, Jawa Timur,” ucap Yusak.
Harapannya, aksi bagi ayam gratis dapat membuka mata pemerintah bahwa peraturan yang dibuat tidak berjalan efektif di lapangan.
Salah satunya peraturan pemerintah yang mengatur harga ayam hidup ambang terendah di kandang sebesar Rp 17.000 per kilogram.
Para peternak pun kebingungan dengan jatuhnya harga ayam hidup di lapangan. Pasalnya harga eceran daging ayam di pasar tetap stabil diatas Rp 20.000.
“Semestinya bila harga di kandang Rp 6.000 perkilogram maka harga daging ayam seharusnya Rp 15.000 perkilogramnya,” jelas Yusak.
Senada dengan Yusak, Suwito peternak ayam lainnya menyatakan harga ayam hidup makin anjlok setelah wabah corona melanda Indonesia.
Bahkan selama beternak ayam belasan tahun, harga ayam hidup terendah mencapai Rp 6.000 per kilogram, jauh di bawah harga standar.
“Harga ayam hidup makin hancur setelah wabah corona terjadi. Banyak peternak ayam gulung tikar karena tidak kuat menanggung beban biaya pakan dan operasional,” jelas Suwito.
Suwito mengatakan harga ayam hidup mulai jatuh sejak pertengahan 2019. Harga ayam makin anjlok setelah masuk awal tahun 2020.
Menurut Suwito, saat ini masih ada peternak yang bertahan lantaran menghabiskan stok ayam hidup.
Suwito berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan peternak ayam.
Sumber: kompas.com